Selayang Pandang

Selasa, 22 Februari 2011

Mahluk Aneh di Sulawesi selatan (antara Mitos dan ??????)


Kisah Anda-Percaya Atau Tidak? Berikut ini adalah sebuah artikel singkat yang berisi informasi tentang kisah dan cerita nyata turun temurun tentang berbagai manusia aneh dan makhluk halus yang ada di Sulawesi Selatan (Sul Sel). Info Artikel ini dikiriman oleh saudara Amiruddin, melalui Submit Article yang kami sediakan. Dan menurut kami menarik, maka kami tampilkan di halaman ini.
selengkapnya :
http://www.teks.tv/2010/10/manusia-aneh-dari-sulawesi-selatan.html#ixzz1Eg788C4W

TEMPAT WISATA DI SULAWESI SELATAN

1. Ruma adat Tongkonan Kabupaten Tana Toraja
                                 sumber gambar: marikitourmakassar.blogspot.com/2009/10/objek...

2.Museum Balla Lompoa Kabupaten Gowa
                                        Sumber Gambar :www.gowata.blogspot.com/


3. Villa Yuliana peninggalan zaman penjajahan Kabupaten Soppeng
                                          Sumber gambar : http://wisata-sulsel.blogspot.com

4. Pantai Losari
                                      Sumber Gambar : www.gowata.blogspot.com/

5. Masjid Al Markaz Al Islami
                                          Sumber Gambar : www.gowata.blogspot.com/



                                    

Senin, 21 Februari 2011

Tarsius Binatang Unik dan Langka

Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaitu Tarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier). Kesemua jenis tarsius termasuk binatang langka dan dilindungi di Indonesia. Nama Tarsius diambil berdasarkan ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Tarsius juga memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar.
Tarsius memang layak disebut sebagai primata mungil karena hanya memiliki panjang sekitar 10-15 cm dengan berat sekitar 80 gram. Bahkan Tarsius pumilus atau Pygmy tersier yang merupakan jenis tarsius terkecil hanya memiliki panjang tubuh antara 93-98 milimeter dan berat 57 gram. Panjang ekornya antara 197-205 milimeter.
Ciri-ciri fisik tarsius yang unik lainnya adalah ukuran matanya yang sangat besar. Ukuran mata tarsius lebih besar ketimbang ukuran otaknya. Ukuran matanya yang besar ini sangat bermanfaat bagi makhluk nokturnal (melakukan aktifitas pada malam hari) ini sehingga mampu melihat dengan tajam dalam kegelapan malam.
pygmy tarsierTarsius juga memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri seperti burung hantu. Telinga satwa langka ini pun mampu digerak-gerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Sebagai makhluk nokturnal, tarsius hanya beraktifitas pada sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik. Namun terkadang satwa yang dilindungi di Indonesia ini juga memangsa reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol). Di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan, Tarsius lebih dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan “balao cengke” atau “tikus jongkok” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia.
Tarsius menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pohon. Hewan ini menandai pohon daerah teritori mereka dengan urine. Tarsius berpindah tempat dengan cara melompat dari pohon ke pohon dengan lompatan hingga sejauh 3 meter. Hewan ini bahkan tidur dan melahirkan dengan terus bergantung pada batang pohon. Tarsius tidak dapat berjalan di atas tanah, mereka melompat ketika berada di tanah.
Populasi satwa langka tarsius, primata terkecil di dunia yang hidup di hutan-hutan Sulawesi diperkirakan tersisa 1.800. Ini menurun drastis jika dibandingkan 10 tahun terakhir dimana jumlah satwa yang bernama latin Tarsius spectrum ini, masih berkisar 3.500 ekor. Bahkan untuk Tarsius pumilus, diduga amat langka karena jarang sekali diketemukan lagi.
Penurunan populasi tarsius dikarenakan rusaknya hutan sebagai habitat utama satwa langka ini. Selain itu tidak sedikit yang ditangkap masyarakat untuk dikonsumsi dalam pesta anak muda. Binatang yang dilindungi ini digunakan sebagai camilan saat meneguk minuman beralkohol cap tikus.
Sumber : http://alamendah.wordpress.com

Cerita Bassang dan Putu Cangkir Yang Dirindu, Yang Terlupakan

Pagi ini terbangun di tempat yang berbeda. Lelah semalam menguap sudah. Matahari perlahan bangkit. Menggantikan bulan yang pelan-pelan hilang dari mata telanjangku. Purnama sudah berlalu dua hari kemarin. Hem, kuperhatikan laptopku yang tertidur 4 jam lalu… Hem, biarkan dulu dia istirahat.
Menempuh perjalanan semalam, membuat perutku memainkan orkestra. Masih jam setengah enam subuh, tapi genderang lapar sudah ditabuh. Belum waktunya sarapan sebenarnya, tapi jika kampung tengah menuntut jatah… harus segera terpenuhi… hehe…
Berbicara sarapan, mengingatkanku pada dua makanan kegemaranku sedari kecil. Bassang dan Putu Cangkir. Keduanya makanan sederhana dengan rasa yang tak sederhana buatku. Menjadi candu sedari kecil dan kini menjadi hal yang paling dirindukan lidahku. Apalagi sejak menjadi makhluk nomaden. Makanan itu tak pernah lagi terkecap olehku.
1289907373372589346Bassang. Mungkin bagi orang-orang yang pernah menginjakkan kaki di bumi Sulawesi -khususnya Makassar- beberapa puluh tahun silam, pastilah familiar dengan makanan yang tiap pagi dijajakkan dengan sepeda yang membawa panci besar. Bassang tak lain adalah makanan tradisional Sulawesi yang terbuat dari jagung pulen dan santan yang disajikan dalam bentuk bubur. Penyajiannya pun sederhana, hanya ditambahkan sesendok atau lebih gula pasir. Tergantung selera.
Masih teringat waktu kecil dahulu, aku dan adik-adik dengan setia duduk di depan rumah tetangga –rumah kami berada di belakang rumah orang lain- menanti suara yang berteriak bassang…bassang… Jika suaranya telah terdengar dari jauh, maka dengan sigap adikku akan membawa rantang ke pinggir jalan, takut sang pedagang melewatkan kami. Tak lama kemudian uap mengepul dan putihnya bassang beralih dari panci ke rantang kami. Berikutnya ritual sarapan ramai-ramai dimulai.
1289907801607686081Kini, tak lagi kutemukan penjual bassang. Tiap menjenguk rumah, selalu kunantikan adanya teriakan bassang…bassang… Tapi, penantianku sia-sia. Terakhir menikmati bassang lima tahun lalu. Pedagangnya kebetulan tetangga. Tiga tahun lalu meminta adik bungsuku membelikan pada tetanggaku tersebut, ia hanya berucap… Daeng Ngai sudah tidak jualan lagi, Kak. Sudah mati ditikam. Setelah itu, tak lagi mudah menemukan pedagang bassang. Ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami.
1289909030317493158Lain bassang lain pula dengan Putu Cangkir. Aku menamakannya si manis karena bentuknya dan warnanya. Bentuknya yang imut dan warnanya yang coklat, ibarat seorang gadis berkulit sawo matang di depanku… (haha, analogi yang sama sekali salah sambung). Putu cangkir adalah salah satu makanan khas Bugis-Makassar yang terbuat dari campuran tepung ketan, gula merah dan kelapa parut kemudian dibentuk menggunakan cangkir dengan memanfaatkan uap air mendidih. Rasanya legit di lidah. Dan makanan ini sungguh membuatku kecanduan sejak kanak-kanak.
Jikalau bassang dijajakkan dengan menggunakan sepeda atau gerobak, maka putu cangkir dijajakan di pinggir jalan –dulunya. Penjualnya pun rata-rata adalah wanita yang telah berumur, terkesan tua. Senasib dengan bassang, putu cangkir pun telah mendekati kepunahan. Meski cara membuatnya sederhana, namun tak semua generasi mampu membuatnya.
Berbeda dengan Bassang, si manis Putu Cangkir masih lebih beruntung. Pedagang kue ini masih bisa dijumpai di pasar-pasar tradisional yang mulai tergeser oleh supermarket. Jika melihat seorang perempuan setengah baya tua, duduk di pinggir jalan dengan baskom berisi tepung berwarna coklat dan panci kecil yang mengepul, singgahlah sebentar siapa tahu itu kesempatan terakhir mencicipi putu cangkir (semoga tidak).
Bassang dan putu cangkir hanyalah contoh dari beberapa makanan tradisional yang dirindukan namun perlahan terlupakan. Dirindukan oleh orang-orang sepertiku, yang jauh dari tanah kelahiran. Dilupakan oleh adik-adikku yang lebih senang menikmati fastfood. Yah, kuakui segala macam fastfood itu memang sangat menggoda mata dan lidah. Sayang, lidahku lidah kampung…hingga masih saja merindukan bassang dan putu cangkir..
Sumber  : http://wisata.kompasiana.com

Ikan duyung ditemukan di sulawesi selatan



Juma Ali dengan 'ikan duyung' temuannya (Email Redaksi)
Selasa pagi, 11 Januari 2011, warga Dusun Tongke-Tongke, Desa Lowa, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, mendadak gempar. Pasalnya, ditemukan seekor makhluk laut sejenis ikan yang diyakini warga setempat merupakan penjelmaan manusia dan hewan laut. Para nelayan di situ bahkan meyakini itu seekor 'ikan duyung'.
Belum jelas, apa sebetulnya makhluk aneh ini.
Hewan berkelamin betina ini ditemukan warga Dusun Tongke-Tongke bernama Juma Ali (40), terdampar di pesisir pantai Bala-Bala Desa Lowa. Sesaat sebelum ditemukan, makhluk laut yang disebut-sebut penduduk sejatinya seorang manusia asal Kota Kendari yang dikutuk sihir ini, nyaris tak dapat menyambung nafas.
Pasalnya, tubuh hewan laut tersebut telah ditempeli sejumlah gomi--sejenis lintah penghisap darah--sebesar telapak tangan orang dewasa. Beruntung, Juma Ali dapat menanggalkan lintah-lintah laut itu.
Setelah itu, Juma Ali mencoba mengembalikan hewan langka itu ke laut. Akan tetapi, 'ikan duyung' ini seperti selalu menolak meronta-ronta. Juma Ali lalu memutuskan untuk memeliharanya. Seutas tali diikatkannya di bagian ekor. Tujuannya: sebagai tolak bala, untuk menghindarkan Dusun Tongke-tongke dari hantaman badai dan gelombang pasang yang sedang mengamuk belakangan ini.
Semenjak menemukan hewan pemakan rumput laut itu, Juma Ali jadi sibuk bukan kepalang. Dia nyaris tidak lagi dapat melaksanakan aktivitas rutinnya.
Tiap hari, dia harus memenuhi permintaan warga setempat dan juga aparat dari instansi pemerintah setempat yang datang ke situ untuk sekadar menyaksikan dan mengabadikan foto ikan langka ini.
Payahnya, mereka yang ramai datang berkunjung, jarang yang mau menyisipkan rupiah ke kocek Juma Ali. Jadilah Juma Ali, yang kadang harus melawan dingin untuk meladeni permintaan penonton, gigit jari sembari memendam dongkol.
Memasuki hari keenam makhluk aneh itu ditemukan, berbagai cerita mistik dan dongeng makin menyebar ke seantero kampung. Ada yang bilang 'ikan duyung' itu seperti selalu malu-malu kucing jika didekati orang laki-laki. Yang lain lagi berkisah ia selalu menangis saat merasa terancam. Ada juga yang sampai bermimpi gawat: diancam makhluk itu bahwa bila tak segera dilepas ke laut bebas, maka Pulau Selayar dan sekitarnya segera akan musnah ditelan samudera. (kd)
sumber : vivanews
CP in email: adlhidelarosa@gmail.com

CENTRE POINT OF INDONESIA

saat ini Makassar sedang mengebut pembangunan mega proyek, Center Point of Indonesia (CPI), yaitu proyek prestisius bernilai Triliunan Rupiah, di sekitar pantai losari dan Tanjung Bunga. Proyek raksasa ini diawali dengan reklamasi total Pantai Losari, yang sudah dimulai sejak Maret lalu. Nantinya, di kawasan dengan luas total 600 hektar itu akan terdapat bangunan bangunan menjulang tinggi, pusat bisnis dan pemerintahan, kawasan hiburan, hotel hotel kelas dunia yang dilengkapi dengan lapangan golf dengan view ke laut lepas dan pemandangan menakjubkan ke pulau pulau di Teluk Makassar.
equilibrum1
Di kawasan ini juga akan dibangun Istana Presiden, yang berdiri di atas laut. Di kawasan CPI juga akan dibangun Masjid Termegah di Asia, sekelas Taj Mahal di India. Ada juga The Makassar Notradamus, yaitu taman 1000 patung Pahlawan Indonesia. Masih di lokasi yang sama, Makassar juga akan membangun Public Space atau area publik terluas di Dunia. Di lapangan nan luas ini, akan terdapat banyak kawasan hijau, tempat bermain, taman bunga, tempat beristrahat, dan tentunya pantai buatan. Di sekitar kawasan ini juga akan terdapat Waterfront dan Marinas.
SUMBER :http://www.darimakassar.com